Rabu, 20 Januari 2010

XII IPA 5 RSBI SMANDA BOGOR

Teman-teman semuanya..semangat ya menggapai mimpi-mimpi dan cita-cita kalian..suka dan duka cita telah kita lewati bersama-sama.tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk menulis seluruh pengalaman dan kebersamaan kita dalam buku harian sekalipun..
teman-temanku..
1. Abu Rizal Yusuf
2. Aisyah Adawiyyah M.
3. Amanda Prita Katalia
4. Annisa Chandrayuni Rohima
5. Ardhy Agung Trytama
6. Arkady Hafizh R.
7. Aulia Rizki Elvandra
8. Benediktus Galih Puntadewa
9. Cynthia Dewi Imelia
10. Dini Savilla
11. Dzauqi Arani
12. Easter Debora
13. Fajar Satyapermana
14. Farah Habibah Huda
15. Firman Syarief Hidayat
16. Fitria Nurjanah
17. Garnisa Arsyi Aotearoa
18. Gusti Ngurah Hardyan
19. Habibah
20. Heykal Mohammad Hendarto
21. Herza Nurkusumariani
22. Icha Trisnawati
23. Ichwan Pratama Hardi
24. Kirana Pramudita
25. Meidy Rosano
26. Muhammad Lingga Praja
27. Najwa Huwaina
28. Nurul Septianti
29. Panji Prasetyo Wicaksono
30. Putri Yuth Maryam
31. Raden Lestyan Dwi Santoso Secowibowo
32. Rara Tama Putri
33. Raymond Parmonangan Hutahaean
34. Sherly Cristian Marenta*
35. Tubagus Riady
36. Zaki Adhiem Habibie

jangan menyerah dan jangan berputus asa karena aku yakin kalian semua orang-orang yang hebat....

Semangat yang buat tes dan PMDK PTN dan PTS!!!!!

Bioetanol

Bioetanol

Bioetanol merupakan sebutan etanol yang diproduksi dari bahan-bahan hayati. Etanol merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena tidak beracun dan banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi serta industri makanan dan minuman. Etanol dapat digunakan dalam bentuk murni ataupun campuran bahan bakar bensin dan hidrogen. Interaksi etanol dengan hidrogen dimanfaatkan sebagai sumber energi fuel cell ataupun mesin pembakaran dalam.

Penggunaan bioetanol bagi masyarakat Indonesia sudah dikenal sejak zaman kerajaan Singosari sekitar 700 tahun silam. Teknologi pembuatan bioetanol tersebut berasal dari tentara Kubilai Khan yang terbiasa menggunakan bioetanol berbahan baku beras sebagai campuran dalam proses pembuatan ciu atau arak. Etanol dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan bakar lampu strongking yang berkadar 70 % bioetanol pada zaman penjajahan Belanda. Selain itu, pemanfaatan bioetanol di dunia modern telah dimulai oleh negara Brazil, Amerika Serikat dan Cina dengan bahan multifeed seperti gandum, jagung, sorgum, tebu dan singkong.

Ada dua jenis etanol yaitu etanol sintesis dan bioetanol. Etanol sintesis atau metanol yang terbuat dari etilen merupakan derivat minyak bumi dan batu bara, diperoleh dari proses sintesa kimia yang disebut hidrasi. Bioetanol direkayasa dari biomassa (tanaman) melalui proses enzimatik dan fermentasi. Bahan baku bioetanol sebagai berikut.

a. Bahan berpati berupa singkong atau ubi kayu, ubi jalar, tepung sagu, biji jagung , biji sorgum, gandum, kentang ganyong, garut, umbi dahlia dan lain-lain.

b. Bahan bergula berupa molasses (tetes tebu), nira tebu, nira kelapa, nira batang sorgum manis, nira aren (enau), nira nipah, gewang, nira lontar dan lain-lain.

c. Bahan berselulosa berupa limbah logging, limbah pertanian seperti jerami padi, ampas tebu, tongkol jagung, onggok (limbah tapioka), batang pisang, serbuk gergaji dan lain-lain.




Tabel 1. Perolehan Etanol dari Beberapa Jenis Bahan Mentah di Indonesia

Sumber

Produktivitas (Ton/Ha/Thn)

Perolehan Etanol

Liter/Ton

Liter/Ha/Thn

Singkong

25

180

4.500

Tetes tebu

3,6

270

973

Ubi jalar

62,5*)

125

7.812

Sagu

6,8**)

608

4.133

Tebu

75

67

5.025

Nipah

27

93

2.500

Keterangan:

*) Panen 2,5 kali/thn, **) Pati sagu kering

Sumber: Soerawidjaja, 2006


Etanol merupakan produk fermentasi yang dapat diproduksi dari substrat yang mengandung karbohidrat (gula, pati atau selulosa) (Paturau,1981).

Tahap inti produksi bioetanol adalah fermentasi gula, baik yang berupa glukosa, sukrosa maupun fruktosa oleh ragi (yeast) terutama Saccharomyces sp. atau bakteri Zymomonas mobilis. Pada proses ini, gula akan dikonversi menjadi etanol dan gas karbondioksida.

Etanol umumnya digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol dalam dunia industri. Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi tiga grade sebagai berikut.

a. Grade industri dengan kadar alkohol 90-94%.

b. Netral dengan kadar alkohol 96-99,5%, umumnya digunakan untuk minuman keras atau bahan baku farmasi.

c. Grade bahan bakar dengan kadar alkohol di atas 99,5%. Etanol ini disebut fuel grade ethanol (FGE) atau anhydrous ethanol (etanol anhidrat) atau etanol kering, yakni etanol yang bebas air atau hanya mengandung air minimal dan tidak bersifat korosif terhadap mesin.

Etanol dan alkohol dapat membentuk larutan azeotrop1. Pemurnian etanol yang mengandung air dengan cara peyulingan biasa hanya menghasilkan etanol dengan kemurnian maksimal 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz, yaitu dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang. Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen dan pada tahun 1808 Saussure dapat menentukan rumus kimia etanol.

Penggunaan FGE diawasi oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai dengan UU No. 11 tahun 1995 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 243/KMK05/1996 yang menetapkan ketentuan, di antaranya produsen FGE harus mencampur bensin 5% (sebagai denaturan) ke dalam produk sebelum dikirim ke depot Pertamina untuk di blend menjadi E-5 (95% bensin dan 5% FGE). Blend bensin dan FGE disebut gasohol di mancanegara sedangkan di Indonesia disebut biopremium.

Karakteristik internal etanol yang menyebabkan penggunaan etanol pada mesin Otto lebih baik daripada gasolin (bensin) yakni etanol memiliki angka research octane 108,6 dan motor octane 89,7. Angka research octane melampaui nilai maksimal gasolin. Angka oktan pada bahan bakar mesin Otto menunjukkan rendahnya terbakarnya campuran udara dengan bahan bakar sebelum waktunya (knocking). Rasio campuran etanol dengan gasolin mencapai 60:40 (Yuksel dkk, 2004).

Sebagai langkah antisipasi keamanan FGE terhadap mobil, pemerintah Indonesia telah menetapkan standar FGE yang beredar di Indonesia. Spesifikasi tersebut tercantum dalam Standar Nasional Indonesia bernomor SNI DT 27-0001-2006, tanggal 27 Desember 2006.